Rabu, 24 November 2010

LELAKI PENGGENGGAM HUJAN...

Lelaki ini adalah Otak Strategi Perang “Parit”...
Di Madinah seorang Muslimah, telah mengambil hatinya
Bukan sebagai KEKASIH…. Tapi sebagai sebuah PILIHAN..
Pilihan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.
Menikah.
Iya hanya Menikah, jalan itu…

Tapi Madinah adalah tempat asing untuknya…
Madinah memiliki adat, rasa bahasa, 
dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya.
Ia berfikir, 
melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang….
Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah
berbicara untuknya dalam khithbah…

Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abud Darda’.
”Subhanallaah.. wal hamdulillaah..”, girang Abud Darda’ mendengarnya
Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan.
Maka setelah persiapan dirasa cukup, 
beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah.
Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

Saya adalah Abud Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. 
Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.

”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.” Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.
”Maafkan kami atas keterus terangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman.
Namun jika Abud Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”

Jelas sudah. Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar dari pada pelamarnya!
Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman. Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati.
Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. Mari kita dengar ia bicara.

”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abud Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”
Cinta memang tak harus memiliki…

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lelaki ini adalah Khalifah ke-4, setelah Usman bin Affan…
Dia memandang seorang anak perempuan
Di pelataran rumah seorang sahabatnya…
‘Aisyah binti Thalhah.Nama anak perempuan itu…..
Maka berkelebatlah Kenangan Tentang sahabatnya itu ….Thalhah

Thalhah lah lelaki yang mengatakan Pada perang Uhud
“Khudz bidaamii hadzal yauum, hattaa tardhaa…”
“ Ya Allah, ambil darahku hari ini sekehendakMu hingga Engkau ridha.”

Tombak, pedang, dan panah yang menyerpih tubuh dibiarkannya, dipeluknya badan sang Nabi seolah tak rela seujung bulu pun terpapas.

Tapi ia juga yang membuat Arsy Allah bergetar dengan perkataannya
Maka Allah menurunkan firmanNya kepada Sang Nabi dalam ayat ke-53 surat Al Ahzab.
Ini di sebabkan,
Ketika Thalhah berbincang dengan ‘Aisyah, isteri sang Nabi, 
yang masih terhitung sepupunya Rasulullah datang, dan wajah beliau pias tak suka.
Dengan isyarat, beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam meminta ‘Aisyah masuk ke dalam bilik.

Wajah Thalhah memerah. Ia undur diri bersama gumam dalam hati,
“Beliau melarangku berbincang dengan ‘Aisyah. Tunggu saja, jika beliau telah diwafatkan Allah, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar ‘Aisyah.”

Maka bergetarlah Langit
“Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada isteri Nabi itu, maka mintalah pada mereka dari balik hijab. Demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka. Kalian tiada boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh menikahi isteri-isterinya sesudah wafatnya selama-lamanya.”
(QS Al Azhab 53)

Ketika ayat itu dibacakan padanya, Thalhah menangis. Ia lalu memerdekakan budaknya, menyumbangkan kesepuluh untanya untuk jalan Allah, 
dan menunaikan haji dengan berjalan kaki sebagai taubat dari ucapannya.
Kelak, tetap dengan penuh cinta dinamainya putri kecil yang disayanginya dengan asma ‘Aisyah.

‘Aisyah binti Thalhah.
Wanita jelita yang kelak menjadi permata zamannya dengan kecantikan, kecerdasan, dan kecemerlangannya.
Persis seperti ‘Aisyah binti Abu Bakr yang pernah dicintai Thalhah.
Cinta memang tak harus memiliki…

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Lelaki ini adalah sebaik-baiknya Raja
Sepeninggal Khalifah ke empat Ali Bin Abu Thalib
Hatinya, bergetar dan ia tahu, Dia telah Jatuh cinta
Pada seorang Muslimah Sholeha… Rakyatnya.

Tak ada yang istimewa Pada wanita itu dari segi kecantikannya
Justeru itu lah yang membuatnya Jatuh Cinta.
Maka dengan kekuasaanya, Ia menikahi wanita itu…
Tapi ia tak tahu DAN Ia tak pernah bisa MENIKAHI HATI WANITA ITU……

Wanita itu telah melatakan hatinya Pada pemuda desanya….
Hingga di keheningan malam, Di 1/3 terakhir,
Terdengarlah olehnya Bait-bait Puisi dalam lantunan Doa….
Tentang kerinduannya Pada pemuda desa itu…
Ia sadar Ini adalah DEKLARASI JIWA istrinya.
“Aku Tak Mencintaimu” Maka dengan berat hati
Ia ceraikanlah istrinya.

Lelaki ini adalah Muawiyyah bin Abu Sofyan
Duta pertama dari Rasulullah Saw
Yang datang dan melaporkan keadaan Kepulauan Nusantara
Kepada Nabi Saw
Cinta memang tak harus memiliki…

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Lelaki ini adalah IDEOLOG IKHWANUL MUSLIMIN
Orang no 2 yang sangat berpengaruh setelah Hasan AlBanna, pada Harokah itu..
Ia adalah lelaki Sholeh.

Dulu ia pernah jatuh cinta pada gadis desanya.
Namun gadis desa itu menikah.
3 tahun setelah Lelaki ini pergi belajar ke luar negeri untuk Belajar.
hal ini membuat ia sedih namun ia tak mau larut dalam kesedihannya.
kisah cintanya ia mulai dari awal lagi.

Ia kemudian jatuh hati pada Wanita Kairo.
Meskipun tidak terlalu cantik,
Ia tertarik pada gelombang unik yang keluar dari sorot mata wanita tesebut.
Tapi pengakuan bahwa gadis tersebut pernah menjalin cinta dengan laki-laki lain, 
membuat runtuh cinta lelaki ini.
Ia hanya ingin wanita yang benar-benar perawan, baik fisik maupun hatinya.
Akhirnya Ia membatalkan menikahi gadis tersebut.
Hal ini membuat Lelaki itu sedih cukup lama….
Sampai kemudian ia putuskan untuk menerima kembali wanita tersebut
Namun apa yang terjadi?? Ditolak.

Inilah yang kemudian membuat lelaki itu menulis roman-roman kesedihannya.
Yang luar biasa adalah, Lelaki Ini sadar dirinya berada dalam alam realiti.
Bukan dalam dunia ideal yang melulu posesif, indah dan ideal.
Kalau cinta tak mau menerimanya, biarlah ia mencari energi lain yang lebih hebat dari cinta. 

“Allah”, Energi itulah yang kemudian membawanya ke penjara selama 15 tahun.
Menulis karya monumentalnya Tafsir “Fi Zilaalil Qur’an” (dalam naungan al qur’an).
Dan Syahid di tiang gantungan.
Sendiri!!!

Tidak ada air mata, tidak ada kecupan, tidak ada sentuhan wanita.
Benar-benar sendirian!! Lelaki ini adalah
SAYYID QUTHB.

Lelaki yang Allah Maha Tahu… Bahwa dirinya Lebih di HAJATKAN LANGIT…
Daripada wanita bumi….
Cinta memang tak harus memiliki…

Pada Salman…
Pada Thalhah
Pada Mu’awiyyah
Dan
Pada Sayyid Quthb
Kita belajar
Bahwa cinta itu harus di letakan ditangan
Bukan dihati
Karena sebelum deklarasi Akad di Ucapkan
Tak ada Hak pada dirimu….!!!

Tentang Wanita yang engkau cintai itu…..!!
Engkau hanya punya doa dan ikhtiar.
Selanjutnya biarlah Allah yang menentukan akhir kisah kita…..

Salman, Thalhah, Mu’awiyyah, Sayyid Quthb.
Adalah LELAKI PENGGENGGAM HUJAN
Tak ada air mata..
Untuk mengenang kegagalan cinta mereka
Yang ada adalah air mata
Dalam doa-doa mereka.

Semoga Allah memberikan gantinya yang lebih baik
Lebih dari segala-galanya..
Di banding wanita itu…..

Sahabat…
Engkau pun Lelaki Penggenggam Hujan
Maka
Janganlah Bersedih…



Pada Salman…
Pada Thalhah
Pada Mu’awiyyah
Dan
Pada Sayyid Quthb
aku ingin menjadi seperti kalian.


Lelaki Penggenggam Hujan.
Lelaki yang bukan menyerahkan isi hati nya untuk seorang kekasih.
Tetapi untuk kepada PILIHAN.

Aku ingin menjadi seperti Salman,
memenjarakan keinginannya sehingga saat terbaik dalam dia MEMILIH.
Dan dipenjara lagi keinginannya demi saudara nya tercinta.
Biar sahaja lelaki biasa bukan Salman,pasti kan menderita.Pasti kan kejatuhan. memendamkan rasa. Kerna Salman tahu. Salman faham.Lelaki mu’min tak kan pernah menyuarakan isi hati nya untuk melamar kekasih. Salman tahu.Salman faham.Dia mahu mencari PILIHAN. Dan kerana malu yang ada sebagai seorang Mu’min diwakilkan diri nya oleh saudaranya.. Bahkan sangat indah.sanggup dia ketepikan rasa hatinya kerana saudaranya lebih dipilih wanita yang mula di cari nya sebagai Pilihan.
Salman tahu. Salman faham.itulah erti persaudaraan..

Aku ingin menjadi Thalhah. Thalhah yang sedar pada silapnya.
Tuhan,dosa ku jika gunung menanggungnya,nescaya runtuh gunung itu.
Tuhan,dosa ku jika kuhadapkan pada mahkamah dunia,akanku dihukum dgn hukuman paling dahsyat
Tuhan,dosaku jika ku hadap pada Mu,mahukah Kau ampunkan aku??

Aku ingin menjadi Muawiyah. Seorang lelaki budiman. Yang sanggup merelakan.
Juga memendamkan rasa. Kerna tidak mahu menjadi zalim.

Aku ingin menjadi seperti Sayyid Qutb. Cinta terpadu pada langkah yang ditapak.
Tak akan berganjak. Dan dikhatamkan cinta nya dengan satu keindahan iaitu KEMATIAN!!
Bahkan itulah cinta yang paling indah. Sanggup kau mati kerna cinta mu wahai Syeikh.
Dan langkah mu mahu ku tapak wahai Syeikh...

4 ulasan:

  1. Thank you. Menangis baca entry ni. Can i share this?

    BalasPadam
  2. welcome... mmg utk dishare pon... :-)

    BalasPadam
  3. Ini awk olah sendiri ke? Sedihnya baca entry ni. Sangat terasalah =(
    Mahu jd wanita penggenggam hujan pulak lah. Huuu...sedihnyer. Tapi, tq for this entry ya? =) Subhanallah, gudjob.

    BalasPadam
  4. semoga berjaya menjadi wanita penggenggam hujan...

    BalasPadam